Jangan pernah melarikan diri, jangan pernah letih dan jangan pernah putus asa. . . . (Winston Churchill)
"You're alive. Do something. The directive in life, the moral imperative was so uncomplicated. It could be expressed in single words, not complete sentences. It sounded like this: Look. Listen. Choose. Act."
- Barbara Hall -
30 Desember, 2008
belajar berkuda
Hari itu tepatnya tgl 26 Des 2008, pukul 08.30 saya beserta keluarga berangkat menuju parongpong tepatnya di denkavkud dengan tujuan hanya ingin berkuda karena memang sudah janjian dengan komandan denkavkud tepatnya jam 09.00, sampai di arena latihan kira-kira waktu menunjukan lewat 5 menit dari jam 9, para prajurit sudah menyiapkan kudanya untuk ditunggangi... kurang lebih 30 ekor kuda...wah banyak, memang ternyata hari itu pesanannya cukup banyak yang akan berkuda termasuk rekan2 dari jakarta yang sempat mampir liburan di bandung
Acara menunggang dimulai yang memang hari itu didominasi oleh anak-anak, dipandu oleh salah seorang prajurit denkavkud sebagai voriders mulai bergerak dengan langkah perlahan walk setelah cukup menguasai dilanjutkan dengan langkah derap atau trot, bagi yang baru pertama naik kuda akan merasa takut tentunya .. takut jatuh? lumayan cukup tinggi kalau jatuh dari punggung kuda (tinggi kuda rata-rata 150 cm 3 X lipat tinggi sepeda motor)ataupun ada juga yang merasa canggung misalnya perutnya pingin mual karena terasa seperti dikocok-kocok tapi lama kelaman akan terbiasa dan keluhan semua itu dengan sendirinya akan hilang.
Selama belajar menunggang, ada saja kejadian yang kalau dilihat sangat lucu tetapi bagi penunggang itu sangat menakutkan ... kita mungkin takjub melihat anak yang berumur 9 tahun sudah mahir melompat rintangan yang tingginya 50 cm, dsb ... satu saat seorang anak sebut saja namanya nino, umur 6 tahun, karena sudah yakin dengan kemampuannya meskipun untuk bergerak dengan gerakan gallop atau canter belum bisa tapi mencoba untuk keluar paddock menuju lapangan luas, 5 menit aman, 10...20 menit lancar-lacar saja, tetapi pada suatu ketika kuda yang ditunggangi berhenti untuk makan rumput, karena saking kesalnya kudanya dicambuk .. apa boleh buat kudanya kaget dan lari kabur sesukanya kuda, kabur menuju kandangnya... sudah tahu kalau kuda kabur? kalau tidak tenang tidak dapat menguasai kuda mungkin kita akan jatuh kalau sudah jatuh kemungkinan terburuk bisa dialami atau cedera yang parah, bagi nino ini pengalaman yang buruk meskipun si nino bisa bertahan tetap diatas punggung kuda, bagi yang melihat mungkin memberikan salut/hebat....
Ternyata modal awal menunggang kuda tentunya keberanian tetapi faktor yang satu ini yaitu KESEIMBANGAN adalah modal dasar, dengan mempertahankan keseimbangan seorang penunggang akan terhindar dari jatuh. Sebelumnya kepada penunggang pemula harus dibekali tehnik keseimbangan, kapan kuda membelok dengan posisi badan yang seimbang, kapan posisi badan ketika kuda menurun, mendaki, dsb?
Nino mungkin posisi badannya benar karena memang si nino sudah dapat mengendarai sepeda roda dua pada umur 4 tahun, keseimbangannya baik.
Bagaimana dengan Anda yang ingin belajar menunggang kuda? Ada tiga kata yang dapat menjamin anda mahir berkuda 1. Kemauan, 2. Keberanian, 3. Keseimbangan.
24 Desember, 2008
Memilih menunggang kuda aman
Pengunjung di hari biasa pun memang tak seramai akhir pekan, tapi yang ingin menikmati wisata berkuda ini atau sekedar menyenangkan buah hati selalu ada.
salah seorang pengunjung, selama dua minggu sekali, dia selalu mengajak keluarga untuk berwisata, wisata berkuda Tamansari salah satu pilihannya untuk menyenangkan buah hatinya yang masih berusia sekitar tiga tahun.
"Ya, tidak terlalu sering tapi beberapa kali lah ke sini," ujar pengunjung yang sengaja mengajak keluarganya di luar akhir pekan.
Tak sedikit dari pengunjung yang sengaja membawa handycam untuk merekam salah satu anggota keluarganya yang sedang menunggang kuda.
Dituturkan seorang pemilik kuda tunggang separuh baya, yang sudah menyewakan kuda tunggang sejak usia belasan, pengunjung paling ramai saat akhir pekan. "Banyaknya kalau akhir pekan dari Jakarta terutama luar kota," jelasnya.
Di kawasan ini ada wisata berkuda tunggang, ada juga wisata andong. Para pemilik kuda tunggang banyaknya berasal dari Lembang, sedangkan untuk pemilik andong banyaknya dari Kopo.
Menurutnya, wisata berkuda di Tamansari ini awalnya karena ada Kebun Binatang sebagai tempat rekreasi keluarga. Tetapi lama-lama para pemilik kuda tunggang ini menyewakan di kawasan Tamansari.Untuk penghasilan sehari-harinya tidak bisa memprediksi, karena tergantung dari jumlah pengunjung yang datang. "Biasanya akhir pekan lebih banyak tapi tetap tidak bisa diprediksi karena saingannya banyak," jelasnya. Untuk satu kali putaran, pengunjung dikenakan tarif Rp 10 ribu.
Lain halnya dengan wisata andong, yang tarif jauh lebih mahal yaitu Rp 15 ribu setiap satu kali putaran. Jika putarannya diperbesar mengelilingi Tamansari, tarifnya bisa dua kali lipatnya.
Sepenggal cerita diatas terasa mengasikkan tetapi Pernah kita mendengar ataupun melihat seorang balita terjatuh dari kudanya pada saat sedang menikmati wisata berkuda di suatu taman di bandung, tetapi adakah para penyewa kuda tunggangan terpikir kesana?, contoh diatas kasus kecelakaan yang menimpa salah satu anggota masyarakat yang harus melihat putrinya tewas dalam kecelakaan itu adalah pertimbangan untuk menjadi pelajaran bagi kita semua
Berkuda di sebuah peternakan atau ranch ataupun tempat yang dikhususkan untuk belajar menunggang kuda sepertinya menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan dan sangat disarankan.
Memang berkuda dikawasan wisata lebih murah dan meriah tetapi keamanan bagi si penunggang sangat diutamakan.
Gadis James Bond berkuda
Karena tuntutan peran, mau tak mau Caterina Murino yang takut hewan harus menunggangi kuda. Tapi berkuda ala Caterina sangatlah seksi. Bagaimana tidak, gadis James Bond itu hanya mengenakan bikini ketika berkuda.
Dulu Caterina pernah trauma naik kuda. Ketika tengah syuting film, ia pernah terjatuh dari kuda. Sejak saat itu Caterina yang mengawali karirnya di layar televisi jadi kapok naik kuda. Namun tawaran menjadi gadis Bond memang sangat menggiurkan.
"Awalnya saya tak mau syuting adegan itu tapi seorang teman berkata 'Caterina kamu akan menorehkan sejarah perfilman sebagai gadis Bond yang berkuda dengan bikini'," ujar Caterina seperti dikutip detikhot dari Lse.
Akhirnya tawaran itu pun menjadi pertimbangan besar bagi Caterina. Ia mulai berlatih berkuda lagi. Pasca 'Casino Royale' Caterina malah jadi makin giat berkuda. Bahkan setiap minggu, Caterina pasti berkuda.
Jadi gadis Bond rupanya juga tak selalu menyenangkan. Imej wanita seksi dan liar yang disanding pasangan agen 007 itu membuat Caterina harus berhati-hati memerankan tokoh Solange. Apalagi ketika ia diminta untuk beradegan syur dengan Daniel Craig. Semua harus diperhitungkan dengan baik.
"Ciuman Bond sangat mematikan. Kamu harus sangat berhati-hati. Ciumannya sangat menyenangkan tapi ada harga yang harus dibayar," tandas Caterina (Yulia dian detik.com)
18 Desember, 2008
Isilah hidup anda dengan yang bermanfaat
Hidup ini hanya sekali saja, buatlah hidup ini berarti
Apa yang Anda lakukan setiap hari? Apakah kegiatan yang sama dan mulai membosankan bagi Anda? Dimulai dari ketika Anda bangun di pagi hari, beraktivitas di siang hari dan istirahat malam harinya. Apakah Anda merasa bahagia dan senang atas semua yang Anda lakukan setiap hari?
Mungkin bahkan sekarang Anda tidak melakukan apa-apa, bersantai dan tak tahu harus berbuat apa. Hidup hanya untuk makan, tidur dan tanpa kegiatan yang berarti. Nah yang ini lebih membosankan lagi kedengarannya. Seperti tak bisa menikmati hidup, dan hanya menjadi pemain figuran saja.
Sadarlah, Anda hidup di dunia yang sangat kompleks. Kita tidak bisa hanya diam, duduk dan menunggu. Hidup yang berarti adalah ketika kita melakukan apa yang kita inginkan, apa yang kita sukai.
Entah gagal, kecewa sakit hati atau sukses, tak perlu takut akan hal itu. Mencoba melakukan hal-hal yang kita senangi, berusaha berbuat yang terbaik adalah hal terindah. Lebih indah dari sebuah nobel atau penghargaan lainnya.
Setiap hari Anda dapat menghirup udara segar, berjalan, tersenyum, makan, beristirahat, Anda hidup sebagai manusia ciptaan Tuhan. Untuk melengkapinya, lakukan sesuatu yang berarti! Sesuatu yang selalu takut Anda lakukan.
Berjalan tak harus seribu meter sekali melangkah, setapak demi setapak tujuan Anda pasti tercapai. Makan sesendok demi sesendok akan terasa nikmatnya. Minumlah seteguk demi seteguk, seteguk air dapat melenyapkan dahaga kemarau Anda. Berbicara tak harus satu kalimat penuh, sebuah kata saja dapat mengungkapkan segalanya. Dan cermati kata-kata ini baik-baik, Lihatlah! Dengarkan! Pilih! dan Lakukan!
Demikian juga jika anda ingin belajar berkuda sekalipun ... hindari harus cepat bisa, mulailah dari berjalan selangkah demi langkah suatu waktu anda akan mudah untuk berlari. .. Cobalah !!!
Berkuda dengan Tentara Thailand
Dalam rangka program pertukaran personel antar Tentara, pada tanggal 17 Des 2008, saya dengan beberapa perwira dari Pussenkav dan Denkavkud menemani selama kunjungan 2 0rang perwira menengah dari RTA (Royal Thai Army) an. Kolonel Kittisak Ronkaew dan Letkol Tisakorn Uwawes. Kedua Pamen dari RTA dipersilahkan untuk mencoba menunggang kuda yang ada di Denkavkud Parongpong sebelumnya telah melihat demo ketangkasan berkuda dari prajurit Denkavkud dan sekaligus melihat proses kawin kuda .. tidak menyalahi UU Pronografi karena pornografi kuda ngak masuk UU itu... Pada awal kunjungnya para pamen RTA diterima oleh Wadandenkavkud yang kebetulan Dandenkavkud tidak ada ditempat sedang melaksanakan dinas luar meninjau lokasi pengembangan kuda di daerah sumatera, memang sangat diharapkan bahwa olahraga berkuda bisa menjadi olahraga masyarakat pada umumnya bukan saja sepakbola yang baru saja kalah dengan Thailand skor 2-0 di st. Bung Karno yang dihadiri suporter fanatik (70.000), sebelum menunggang, saya sempat ngobrol tentang pertandingan sepakbola semalam salah satu pamen yang berpangkat letkol memuji suporter Indonesia yang fanatik "saya tanya, bagaimana dengan permainannya?" sama kuat dan Indonesia kurang beruntung, bahasa 'klise'dalam hati saya, biar kita tidak kecewa .. haha..
saya bilang'nanti main di Thailand Tim Indonesia akan menang, kita tunggu saja minimal adu penelti!!!
Setelah ngobrol sepakbola selesai, acara selanjutnya dipersilahkan menunggang kuda, nah ini dia ' ... saya melihat dari gerak-geriknya ingin menolak ...? tapi karena terpaksa, kedua Tamu RTA naik kuda juga dengan dibantu prajurit Denkavkud,... stres juga diatas punggung kuda .. oh ternyata tidak mudah ... lain kalau melihat prajurit Denkavkud yang kelihatannya terasa mudah, dengan perlengkapan lengkap, ransel, senjata, sepatu standar TNI mampu melompat rintangan dengan mulus .. salute..
Saya ditemani wadan, 1 pamen kodiklat serta 2 pamen RTA mulai bergerak, didahului jalan istilah kita walk atau staff berputar mengelilingi manisi utama ... pada saat akan trot atau derap ... kedua pamen minta selesai, ternyata memang takut jatuh juga, nah sekarang tim TNI menunggang kuda menang melawan pamen RTA dari Tentara Thailand, ' di sepakbola boleh kalah tapi untuk menunggang kuda militer perwira
kavaleri tidak boleh kalah...
17 Desember, 2008
Berkuda Untuk Pemula
Biasanya, minat berkuda muncul ketika anak-anak masih berusia balita atau sewaktu SD. Kalau ada kesempatan berkuda, misalnya di tempat-tempat wisata seperti kebun binatang, daerah pegunungan dan lain-lain, anak-anak pasti ingin mencobanya. Anak-anak pada umumnya menikmati mainan yang bergerak dalam berbagai bentuk, sebut saja komedi putar atau ayunan. Tetapi dengan kuda, mereka juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan hewan yang memberikan respons, dan sifat berani dan percaya diri si anak biasanya juga mendapatkan sambutan positif dari orang tua dan keluarga. Anak-anak memiliki bakat alam untuk menunggang karena lebih luwes dan lentur, cepat menyesuaikan diri dan dapat mengikuti ayunan kuda dengan mudah.
Minat berkuda bukan hanya timbul pada anak-anak, tetapi juga pada dewasa, walaupun dengan alasan yang berbeda. Yang sering terjadi adalah bahwa orang tua dari anak yang sedang belajar berkuda menjadi ikut tertarik, atau bahwa dewasa hanya ingin menjadikan impian masa kanak-kanak, merasakan freedom, power and grace, sebuah kenyataan.
Seperti setiap olahraga lainnya, berkuda memiliki faktor resiko. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk belajar teknik berkuda dengan benar, supaya dapat mengendalikan kuda dalam setiap situasi. Teknik yang baik dan benar juga memberikan kenyamanan yang lebih baik bagi penunggangnya dan menjadikan berkuda sebuah kegiatan yang sangat menyenangkan.
Di berbagai daerah ada sarana atau sekolah-sekolah berkuda yang menyediakan fasilitas untuk belajar menunggang kuda. Saat ini pada federasi nasional tercatat sekitar 25 klub berkuda.
Sebagai info: sebaiknya jangan menghubungi sekolah berkuda pada hari Senin, karena untuk tempat berkuda di seluruh dunia hari Senin adalah hari libur!
Selain fasilitas lapangan yang sesuai standar, tentunya diperlukan kuda-kuda sekolah yang telah terlatih untuk ditunggang oleh pemula, dan juga pelatih yang berpengalaman.
Perlengkapan awal untuk penunggang adalah helm berkuda (bila perlu dipinjamkan pihak sekolah), celana panjang (kalau bisa jangan terlalu longgar karena mudah terjepit) dan sepatu dengan sedikit hak, sebaiknya setinggi mata kaki. Kalau ingin melanjutkan dan untuk kenyamanan penunggang, dianjurkan untuk memiliki helm, sarung tangan, celana dan boots berkuda.
Sebaiknya berlatih 2-3 kali per minggu. Selain belajar teknik menunggang, pemula juga diperkenalkan dengan horsemanship, yaitu bagaimana berinteraksi dengan kuda, cara merawat kuda dan pemasangan alat tunggang seperti pelana, kendali dan lain-lain.
Pada tahap awal belajar menunggang, pemula akan dilongser selama kira-kira 30 menit. Longser atau lunging adalah berlatih mengelilingi pelatih yang mengendalikan kuda dengan tali panjang sekitar 7 meter yang disambungkan ke bagian mulut (mouthpiece) kuda. Dengan cara itu, pemula dapat berkonsentrasi kepada dirinya sendiri dan tidak perlu risaukan kudanya.
Yang diajarkan pertama adalah cara duduk yang benar, menemukan keseimbangan badan dalam setiap cara gerak kuda (walk, trot, canter) dan bagaimana memberikan pertolongan kepada kuda untuk mengendalikannya. Pada prinsipnya, kuda digerakkan dengan betis dan dihentikan dengan kendali, tetapi cara duduk dan suara si penunggang juga dikategorikan sebagai pertolongan.
Tergantung bakat si penunggang, akan dilongser sebanyak kurang-lebih empat kali latihan, kemudian dilepas untuk latihan tanpa tali longser. Waktu latihan juga lebih lama, yaitu sekitar 45 menit. Kalau sudah dapat menemukan keseimbangan dan mengendalikan kuda dengan baik, pola latihan juga semakin intensif dan pada akhirnya penunggang dapat mengikuti pertandingan. Setelah beberapa waktu berlatih berkuda, terlihat ke mana bakat dan minat si penunggang mengarah. Penunggang yang senang berkuda secara tenang dan halus biasanya memilih Dressage, sementara yang lebih berani dan yang mencari action akan mengarah ke Showjumping. Yang senang berwisata biasanya memilih Endurance, dan yang punya bakat untuk berbagai nomor mengarah ke Eventing.
Walaupun tidak harus memiliki kuda sendiri, pada suatu saat seorang penunggang pasti mempertimbangkan ide itu. Menemukan kuda yang jodoh dengan penunggang dan dapat menunjang kegiatan berkudanya bukanlah hal yang begitu mudah. Memiliki seekor kuda juga merupakan sebuah tanggung jawab yang sangat besar!
Perjalanan seorang penunggang pemula hingga menjadi atlit hanyalah melalui prestasi yang diraihnya. Semakin baik prestasinya, semakin baik pula materi atau kuda yang dapat ditunggangnya.
Tanpa membedakan gender dan kalangan, dan apakah seorang penunggang memilih berkuda tetap sebagai amatir atau sebagai penunggang professional hingga pelatih, semua dapat berpartisipasi dan menikmati olahraga yang beraneka ragam ini. (Sumber - ECI)
16 Desember, 2008
Kejuaraan Ketangkasan Berkuda Piala KSAD
Kejuaraan Ketangkasan Berkuda Piala KSAD
Setelah absen selama sepuluh tahun, kejuaraan ketangkasan berkuda Piala KSAD kembali digelar di Detasemen Kavaleri Berkuda Parongpong, Bandung, 6-9 Maret. Kejuaraan bertajuk Kartika Equestrian Championship 2008 ini akan diikuti sedikitnya 200 kuda dan 160 atlet dari berbagai daerah di Indonesia. Ada tiga nomor yang dilombakan, yakni tunggang serasi (dressage), lompat rintangan (show jumping), dan trilomba (eventing) yang terdiri dari tunggang serasi, lompat rintangan, dan cross country. Termasuk dalam rangkaian Piala KSAD, pada 23 Februari lalu sudah digelar kejuaraan nomor ketahanan (endurance) yang diikuti 70 peserta. Ketua panitia, Triwatty Marciano, Selasa (4/3), mengatakan, peserta berasal dari tujuh daerah, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur. Event ini akan dilaksanakan setiap tahun dan sekaligus menjadi kalender tetap Pordasi, dan rencananya untuk tahun 2009 diperkirakan akan dilaksanakan pada bulan juli, mengingat pada saat seperti sekarang kondisi cuaca sering turun hujan dan diharapakan nanti pada kira-kira bulan juli tahun depan kondisi cuaca pada umumnya sudah beralih ke musim panas.
Cinta yang Tak Pernah Berakhir
Cinta yang Tak Pernah Berakhir
Ricky Reynald Yulman
SEKALI PUN pasar kuda di Citeureup, Cimahi, dan kisah kejayaan kuda sebagai pinatang penghela kini hanya tinggal kenangan, kecintaan orang pada kuda tak pernah sejenak pun berakhir.
Paling tidak, ini terlihat dari keramaian penyelenggaraan Kejuaraan Ketangkasan Berkuda Kartika Equestrian Championship 2008, di Denkavkud, Parongpong, Sabtu (8/3).
Sepanjang pagi hingga tengah hari, ratusan pencinta kuda sudah berkumpul di tempat ini. Mereka berbaur akrab dengan panitia dan para atlet yang tak cuma berasal dari Indonesia, melainkan juga dari Malaysia, Brunei, Filipina, Thailand, dan Australia.
Masing-masing menunjukkan antusias dengan cara berbeda. Warga, misalnya. Mereka rela menempuh jalan kaki sekitar tiga kilometer dari jalan besar ke lapangan pertandingan. Ketika hujan turun, warga lebih dulu mencari tempat berteduh di selasar kantor maupun asrama sambil menahan dingin udara.
"Penasaran saja mau lihat langsung pertandingan ini. Lagipula meski diadakan di markas militer, tapi saya nggak mendapati kesan angker dan birokratis," ungkap Fazrul (30) warga Cimahi yang datang ke lokasi menggunakan sepeda motor.
Beberapa istal terlihat dipenuhi kuda tunggang milik para atlet. Caddy kuda tak kalah sibuk membersihkan tubuh kuda dari kotoran, memberi makan, memasangkan pelana dan tali kekang, hingga menuntun kuda menuju arena lomba.
Di sisi lapangan terlihat juga anggota keluarga atlet yang saling memberi dukungan. Memeluk dan mencium sebelum dan sesudah atlet tampil di arena lomba.
Dari depan podium tampak dua arena lomba. Masing-masing untuk jenis tunggang serasi (dressage) dan lompat rintangan (show jumping). Satu arena dressage di ruang tertutup lain juga disiapkan penyelenggara.
Untuk jenis lomba ketahanan (endurance) maupun cross country, penyelenggara menggunakan arena paling atas, yang terletak ke arah hutan cemara dan perkebunan milik pemerintah.
Tiap kali selesai pertandingan, panitia begitu sigap merapikan kembali lapangan agar siap dipakai kembali. Khusus di arena show jumping para petugas ajudan juri telah bersiap diri di sisi papan rintangan.
Bagi penyelenggara, kedatangan para pecinta kuda dari dalam dan luar negeri ke Denkavkud ini sekaligus sebagai forum saling mengenal, bertukar informasi, serta menumbuhkan rasa sportivitas di kalangan atlet. Di sisi lain penyelenggara juga ingin mengenalkan kawasan Parongpong yang disebut-sebut sebagai salah satu surga bagi para pecinta kuda.
Penyelenggaraan Kejuaraan Ketangakasan Berkuda Kartika Equestrian Championship 2008 tentunya membawa berkah sendiri bagi Denkavkud. Pada waktu persiapan, cukup banyak fasilitas yang diperbaiki bahkan dibangun baru.
"Bantuan kami peroleh dari lembaga TNI AD dan penyelenggara. Setelah event selesai, berbagai fasilitas tersebut tetap kami pergunakan. Terutama untuk melatih kuda militer," tegas Dan Denkavkud Letkol Kav Budi Edwar SIp. (ricky reynald yulman)
Berkuda Sampai Tua
SULITNYA menghapus kecintaan pada kuda, sangat dirasakan Danpussenkav Brigjen TNI Suharsono yang kini berusia lebih dari 50 tahun. Tak heran, sekalipun usianya sudah separo abad, Suharsono tak peduli dan tetap nekat mengikuti lomba yang digelar Adria Pratama Mulya dan Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI AD, di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) Parongpong, 23 Februari 2008 dan 6-9 Maret 2008 ini.
Suharsono sendiri berhasil menjadi juara tiga perorangan pada lomba endurance (ketahanan) kuda jarak tempuh 20 kilomete.
"Saya sempat bertanya, apa penilaian juri cuma rekayasa. Sebab saya sudah 15 tahun tak menunggang kuda. Maklum, usia saya sudah lebih 50 tahun. Baru 10 kilometer naik kuda saja sudah mau berhenti. Saya baru tenang karena panitia menegaskan, juri tak mengenal siapa saya dan apa jabatan saya sekarang," jelas Suharsono sambil tersenyum.
Ketua Panitia Pelaksana, Ny Triwatty Marciano, mengungkapkan apa yang dialami Danpussenkav semata karena juri melihat adanya keserasian kerjasama antara Suharsono dengan kuda tunggangannya.
"Kami tidak mau tanggung-tanggung mengadakan even memperebutkan Piala Kasad ini. Buat menjaga obyektivitas penilaian, dua juri dalam event nasional ini kami datangkan dari Australia. Seorang lagi dari Malaysia," ungkap Watty.
Tentang Endurance Berkuda
Endurance berkuda pertama dikembangkan pada awal tahun 1900 dari kesatuan militer berkuda kavaleri Inggris untuk menguji ketahanan menunggang kuda. Kuda-kuda diwajibkan untuk terus bergerak/berjalan selama 5 hari, 300 mil (483 km) dengan penunggang yang membawa sedikitnya 200 lbs. Pasukan berkuda Kavaleri Inggris memelopori untuk diuji menjadi salah satu cabang olahraga negara pada awal tahun 1950. Dari waktu ke waktu pada setiap kejuaraan adanya peningkatan waktu menjadi lebih cepat dengan jarak tempuh dan banyaknya peminat untuk menjadi penunggang sehingga pada tahun 1978 Federation Equestre Internationale (FEI), memasukan Endurance sebagai salah satu olahraga Internasional dan dunia dibawah organisasi internasional Equestrian untuk dipertandingkan dalam Olimpiade.
Pada Aniversary FEI yang ke-26 tahun 1982, ditetapkan Endurance menjadi salah satu disiplin FEI. Sejak tahun 1982 ada empat disiplin resmi dibawah Federasi equestrian Internasional. Kemajuan pesat semenjak Endurance menjadi disiplin FEI sampai tahun 2007.
Nomor Endurance semula hanya diikuti oleh 18 penunggang per tahun hingga tahun 1998 ketika. Kejuaraan dunia yang diselenggarakan di United Arab Emirates, ada 47 Negara yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk bersaing. Kehadiran tersebut menunjukan kecenderungan Endurance berkembang dengan melihat antusias Negara-Negara dalam keikutsertaannya. Kecenderungan ini dibuktikan pada tahun 2005, ketika 353 penunggang yang berasal dari 49 Negara peserta ambil bagian pada kejuaraan internasional bersamaan dengan penyelenggaraan untuk nomor Jumping dan Eventing.
Endurance merupakan kompetisi melawan waktu untuk menguji kecepatan dan kemampuan ketahanan kuda, yang sekaligus diharapkan dapat menunjukkan pengetahuan si penunggang mengenai kecepatan dan penggunaan kudanya melalui lintas alam. Prestasi kuda yang ditunjukkan melalui berbagai macam permukaan dan halangan alam sangatlah penting untuk menentukan kepandaian berkuda si penunggang dan sikap kudanya sendiri.
Sebuah kompetisi terdiri dari berberapa tahap tergantung jarak tempuh. Setelah setiap tahap (maximal 40 km), diadakan inspeksi kesehatan hewan (vet chek) yang diatur sebagai gerbang veteriner yang menuju tempat pemberhentian untuk istirahat 30 menit sampai 40 menit yang diambil waktunya untuk vet chek (waktunya terhitung dari saat detak jantung kuda menunjukkan 64 detak/ menit; bila melebihi detak jatung maximal maka kuda dianggap diskualifikasi dan tidak dapat melanjutkan perjalanan berkaitan dengan kesejahteraan kuda). Tahap-tahap endurance dapat berlangsung hingga dua hari atau lebih.
Perjalanannya tidak boleh mengandung lebih dari 10 persen permukaan jalanan keras. Pada umumnya permukaan tanah bervariasi dengan permukaan rumput, lumpur, tanah, aspal, berbatuan, pasir/pesisir pantai tetapi lebih banyak menggunakan jalan permukaan tanah atau tidak keras, Bagian yang lebih sulit sebaiknya tidak terdapat di bagian akhir kompetisi.
Untuk kompetisi yang berlangsung lebih dari satu hari, rata-rata jarak minimum untuk pertandingan internasional biasa adalah 80 km dan dalam pertandingan resmi 100 km. Untuk kejuaraan satu hari, jaraknya biasanya 160 km (world cup) dengan waktu tempuh sekitar sepuluh sampai duabelas jam, di beberapa tempat ada juga menempuh jarak dari 50 -100 mil (satu mil = 1,6 km) dalam satu hari selama tiga hari.
Endurance race adalah semacam Pacuan Marathon Berkuda dimana seorang penunggang bersama seekor kuda menempuh jarak jauh (antara 20 km “Baby Race” sampai 160 km/ hari atau 2 hari à 100 km) dalam waktu sesingkat-singkatnya. Adapun titik pemberhentian yang ditentukan untuk minum (Water Point), inspeksi dan istirahat kuda. Peserta dibantu oleh tim pendukung atau Crew yang terdiri dari dua orang yang mengurusi kuda dan satu pengemudi kendaraan pendukung.
Yang penting adalah menjaga kondisi kuda agar ia dapat lulus pemeriksaan tim dokter hewan dimana detak jantung kuda tidak boleh melampaui 64 detak/ menit, kuda tidak boleh pincang, dehidrasi, anemia, kulit lecet/ sensitive dan kram atau kolik. Kuda yang menunjukkan tanda kelelahan dan kiranya kesehatannya terancam apabila ia melanjutkan pacuan, dieliminasi oleh tim veteriner dan keputusan mereka tidak dapat diganggu gugat.
Peserta yang menyelesaikan pacuan dalam waktu tersingkat dan dengan kuda berkondisi baik hingga 2 jam setelah pacuan berhenti dinyatakan menang.
Endurance dinilai sangat cocok untuk masyarakat berkuda Indonesia karena beberapa faktor, antara lain:
- Relatif lebih rendah biaya dan dengan fasilitas minim
- kuda apa saja dapat mengikutinya asal sehat
- kuda Indonesia, terutama asal Padang dan Sumba serta kuda-kuda militer sangat cocok untuk jenis olahraga ini yang menuntut ketahanan dan stamina kuda yang baik
- tidak memerlukan kuda bersilsilah, peralatan canggih atau mahal
- kemampuan equestrian tidaklah harus terlalu tinggi sehingga pemula segala umur pun dapat ikut serta asalkan ia dapat mengontrol kuda
- Kesempatan untuk berprestasi dan berpeluang besar untuk mendapatkan tempat di peta berkuda internasional